Geliat Pembangunan Pariwisata Kepri
Pariwisata di Provinsi Kepulauan Riau merupakan salah satu sektor utama yang membantu kemajuan pertumbuhan ekonomi di daerah ini. Kekayaan alam, seni, dan budaya merupakan salah satu bidang penting dalam pariwisata di Provinsi Kepulauan Riau. Alam Kepulauan Riau yang indah dan iklim tropis, dengan 1.796 pulau yang 30% diantaranya tidak berpenghuni menjadi daya tarik para wisatawan domestik maupun mancanegara. Pulau Bawah di Kepulauan Anambas termasuk dalam pulau tropis terbaik se-Asia versi CNN. Selain itu, Pantai Sisi di Natuna juga menjadi salah satu pantai alami terbaik di dunia versi majalah Island tahun 2006. Pulau Penyengat dan Pulau Bintan juga merupakan contoh daerah tujuan wisata terpopuler di Provinsi Kepulauan Riau.
Kota Batam merupakan pintu gerbang pariwisata utama ketiga di Indonesia, setelah Bali dan Jakarta. 2,25 juta orang atau sekitar 25% dari jumlah wisatawan asing di Indonesia masuk melalui Batam. Kepulauan Riau juga menjadi provinsi percontohan wisata lintas batas di Indonesia bagi daerah lain seperti Kota Manado, Belitung, dan pulau Kalimantan.
Pada tahun 2017, 2,07 juta orang wisatawan mancanegara berkunjung ke Kepulauan Riau. Jumlah ini naik dari tahun 2015 yang mencapai 2,03 juta. Kota Batam menjadi tujuan utama para turis. Di peringkat kedua, terdapat Kabupaten Bintan disusul Kota Tanjungpinang dan Kabupaten Karimun. Pada tahun 2017, jumlah wisman dari Singapura merupakan yang terbesar yaitu 51,17% dari seluruh jumlah wisman yang berkunjung. Disusul oleh Malaysia di peringkat kedua dengan 12,15%. Sedangkan negara lainnya rata-rata masih sekitar 15% yang terdiri dari negara Tiongkok, Korea Selatan, India, Filipina, Jepang, Inggris, Australia, dan Amerika Serikat.
Kekayaan seni dan budaya di Kepulauan Riau menjadi salah satu objek wisata. Beberapa atraksi atau pagelaran seni yang ada di Kepulauan Riau antara lain teater Mak Yong, Wayang Bangsawan, teater Mendu, dan teater Lang-lang Buana. Tari Zapin juga menjadi tarian yang banyak disaksikan oleh para wisatawan. Untuk melihat wisata budaya Melayu, biasanya wisatawan mengunjungi Pulau Penyengat di Kota Tanjungpinang.
Beberapa kota di Kepulauan Riau juga mulai mengembangkan konsep karnaval fesyen. Karnaval fesyen terbesar di Kepulauan Riau adalah Kepri Fashion Carnival yang diadakan di Tanjungpinang.
Untuk melestarikan budaya Melayu dan tradisi masyarakat lokal lainnya maka sejak tahun 2016-2018 berbagai event pariwisata telah diselenggarakan secara rutin di berbagai daerah di Provinsi Kepulauan Riau antara lain Festival Bahari Kepri yang dipusatkan di Tanjungpinang, Festival Pulau Penyengat di Pulau Penyengat Tanjungpinang, Festival Barongsai di Karimun, Batam International Fashion Week di Kota Batam, Festival Padang Melang di Pulau Jemaja Anambas, dan Festival Pulau Senua di Kabupaten Natuna. Penyelenggaraan festival-festival ini disamping bertujuan untuk melestarikan budaya Melayu juga ditujukan untuk mengembangkan daya tarik wisata daerah dan meningkatkan perekonomian masyarakat lokal.
Fasilitas Pariwisata
Enam dari tujuh kabupaten/kota di Kepulauan Riau sudah memiliki bandar udara. Bandar udara tersebut terdiri dari 2 bandara internasional, yaitu Hang Nadim, Batam dan Raja Haji Fisabilillah, Tanjungpinang, juga 5 bandara domestik yaitu Bandara Dabo, Bandara Matak, Bandara Ranai, Bandara Sei Bati Karimun dan Bandara Letung di Kepulauan Anambas. Selain itu, 2 bandara sedang dibangun di Kepulauan Riau antara lain Bandara Busung dan Bandara Tambelan di Bintan.
Fasilitas transportasi darat, seperti transportasi umum bus telah dikembangkan di Batam. Beberapa transportasi darat lain juga dapat digunakan seperti ojek, angkot (Transport di Tanjungpinang), taksi, becak, dan becak motor. Transportasi laut yang tersedia adalah kapal, speedboat, dan kapal roro. Kapal-kapal tradisional yang ada berupa perahu, sampan, dan pompong. Pelabuhan-pelabuhan besar yang ada di Kepulauan Riau adalah Pelabuhan Sri Bintan Pura, Pelabuhan Nongsa, Pelabuhan Bulang Linggi, Pelabuhan Batam Centre, Pelabuhan Sekupang, dan Pelabuhan Telaga Punggur.
Capaian pembangunan Bidang Pariwisata dapat dilihat dari meningkatnya Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara dari 2,03 juta orang pada tahun 2015 menjadi 2,07 juta orang pada tahun 2017. Sedangkan Jumlah Kunjungan Wisatawan Nusantara meningkat dari 1,48 juta orang pada tahun 2016 menjadi 2,89 juta orang pada tahun 2017. Rata–rata lama tinggal wisatawan di Kepulauan Riau juga mengalami peningkatan dari 1,84 hari pada tahun 2015 menjadi 2,09 hari pada tahun 2017.
Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau menyadari bahwa untuk membantu meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan diperlukan juga upaya memasarkan produk-produk pariwisata yang dimiliki oleh Kepulauan Riau. Oleh karena itu, Pemerintah Provinsi Kepri melalui Dinas Pariwisata setiap tahunnya rutin mengikuti kegiatan pameran pariwisata baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Beberapa kegiatan pameran yang pernah diikuti antara lain Pameran WTM Connect Asia 2016 yang diselenggarakan di Penang, Malaysia. Lalu, Pameran Wisata World Travel Market (WTM) di London tahun 2017 serta Pameran wisata minat khusus dan MICE di Frankfurt Jerman tahun 2017. Selain mengikuti pameran, untuk memperkenalkan pariwisata Kepulauan Riau maka Pemprov Kepri juga mengikuti berbagai festival budaya maupun carnaval yang dilaksanakan oleh daerah lain seperti mengikuti Jember Fashion Carnival pada tahun 2016 dan 2017. Dengan mengikuti berbagai pameran dan carnival di luar negeri maupun di luar daerah diharapkan calon wisatawan maupun investor yang berminat mengunjungi dan mengembangkan usaha pariwisata di Provinsi Kepulauan Riau akan mendapatkan informasi yang akurat mengenai Pariwisata Kepulauan Riau.
Selanjutnya, langkah yang tidak kalah penting yang telah dilakukan oleh Pemprov Kepri adalah upaya meningkatkan kapasitas sumberdaya manusia pariwisata yang akan menjadi ujung tombak pelayanan pariwisata di Provinsi Kepulauan Riau. Untuk itu, sejak tahun 2016 sampai dengan 2018 berbagai program dan kegiatan telah dilaksanakan untuk meningkatkan kompetensi tenaga kerja pariwisata antara lain melalui kegiatan bimbingan teknis bagi pelaku usaha pariwisata yang dilaksanakan di Kabupaten Bintan pada tahun 2016, kemudian sertifikasi kompetensi sumberdaya pariwisata Provinsi Kepulauan Riau yang dilaksanakan di Kota Batam tahun 2017, serta bimbingan teknis penerapan standar usaha pariwisata yang diselenggarakan di Kota Batam pada tahun 2017 yang lalu. Program dan kegiatan peningkatan sumberdaya pariwisata ini rutin dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau karena pemerintah daerah menyadari bahwa tenaga kerja pariwisata memiliki mobilitas yang cukup tinggi sehingga mudah datang dan pergi dari suatu daerah. Karenanya, untuk menghindari terjadinya defisit tenaga kerja pariwisata yang siap pakai Pemerintah Provinsi terus melakukan pelatihan dan regenerasi untuk memenuhi kebutuhan pasar tenaga kerja pariwisata daerah.