Langkah Pembangunan Sektor Unggulan Maritim Kepulauan Riau Pada Saat Pandemi

Selasa, 04 Mei 2021 Biro Administrasi Pembangunan Sekretariat Daerah Provinsi Kepulauan Riau melaksanakan Focus Group Discussion terkait Langkah Pembangunan Sektor Unggulan Maritim Kepulauan Riau Pada Saat Pandemi yang diadakan di ruang rapat Biro Administrasi Pembangunan melalui aplikasi pertemuan daring.
Kegiatan ini merupakan salah satu upaya untuk memulihkan kondisi sosial ekonomi di Provinsi Kepulauan Riau melalui percepatan peningkatan pertumbuhan ekonomi berbasis Maritim, Berwawasan lingkungan dan keunggulan.
Kegiatan ini dibuka oleh Kepala Biro Administrasi Pembangunan Sekretariat Daerah Provinsi Kepulauan Riau, Dr. Aries Fhariandi, S.Sos, M.Si. Dalam sambutannya Aries menyampaikan untuk mendukung percepatan Pembangunan didaerah guna mencapai pertumbuhan ekonomi yang aktraktif khususnya di Provinsi Kepulauan Riau banyak tantangan yang harus diselesaikan. “Salah satu cara mengungkit akselerasi pertumbuhan ekonomi di Provinsi Kepri dengan reaktivasi Pariwisata, karna trennya kunjungan Wisman kita di Maret ini sudah mulai meningkat, hal ini memang sebuah tantangan bagaimana bisa menanagkap peluang tersebut namun sekaligus mengendalikan penyebaran COVID-19.” Ujar Aries.
Tantangan berikutnya menuntaskan kemiskinan dan pengangguran yang muncul dikarenakan efek dari Pandemi Covid-19. Hal ini dapat dilakukan bila angka Covid-19 dapat ditekan sehingga kegiatan-kegiatan ekonomi yang sudah direncanakan dapat dijalankan, roda perekonomian berputar dan arus kas berjalan diseluruh lini masyarakat. “pemulihan ini sangat mungkin dilakukan mengingat sektor maritim sebagai unggulan kita, dimana kita dianugrahi 96% lautan di wilayah Provinsi Kepri namun belum seluruhnya dapat di manfaatkan secara maksimal. Kontribusi PDRB Sektor maritim baru 3,17%, mengingat potensi kelautan yang sangat luas, rasanya masih menyisakan ruang untuk berkontribusi lebih besar. Batam masih menjadi dominan, kita harus ciptakan kawasan-kawasan pertumbuhan ekonomi baru diluar Batam supaya ada pemerataan pembangunan dan pertumbuhan ekonomi di daerah-daerah” terang Aries Kembali.
Kegiatan dilanjutkan dengan penyampaian materi dari Drs. Syamsul Bahrum, PhD. Dalam sambutannya Syamsul menyampaikan Pemerintah Daerah Provinsi Kepulauan Riau telah melakukan upaya-upaya pembangunan terutama terkait pemulihan ekonomi, namun disadari terkait kondisi ekonomi di Kepulauan Riau bukan hanya terdampak dari Covid-19 namun juga terpengaruh dari faktor lainnya seperti kondisi ekonomi global. “Kondisi sosial ekonomi pada tahun ini perlu disikapi segera, diharapkan pertemuan ini dapat menghasilkan solusi yang berguna untuk pertumbuhan ekonomi di Kepulauan Riau kedepannya, serta penanganan Covid-19 yang efektif.” Terang Syamsul. “Dalam menghadapi tantangan pembangunan kedepannya, terutama pembangunan ekonomi diharapkan masing-masing pihak dapat mengoptimalkan perannya, koordinasi seperti ini diharapkan dapat dijadikan salah satu wadah yang berguna agar lebih sinergis.” Tutup Syamsul.
Tokoh Praktisi H. Lis Darmansyah, SH turut menyampaikan permasalahan-permasalahan mendasar pengelolaan maritim di Provinsi Kepulauan Riau. “Kurangnya keterlibatan sektor swasta dalam pengelolaan sektor kemaritiman, kurangnya sinkronisasi perencanaan pembangunan sektor kemaritiman antara Pemerintah Provinsi dengan Pemerintah Kabupaten/Kota, tidak adanya regulasi khusus untuk pengelolaan pulau-pulau kecil dan wilayah pesisir belum jelas terutama dalam pengembangan kepariwisataan dan perikanan serta industri lainnya yang berhubungan dengan kemaritiman, serta pemetaan kemampuan laut dan penyesuaian srategi pembangunan berbasis maritim hingga upaya menghentikan degradasi kemampuan laut, merupakan permasalahan yang muncul selama ini dan harus segera dicari solusinya” Terang Lis.
Selanjutnya Drs. H. Naharuddin, M.TP menyampaikan beberapa kebijakan pembangunan saat Pandemi Covid-19. “Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau pada Tahun 2021 untuk mendukung program pemulihan ekonomi Daerah telah mengalokasikan 25,52% anggaran Pemerintah Daerah untuk perlindungan sosial, yang meliputi bantuan sosial, pemberian makanan tambahan masyarakat dan perlindungan sosial lainnya serta pemberdayaan ekonomi masyarakat, meliputi pemberdayaan UMKM dan subsidi pertanian.”Nahar menyampaikan.
Kepala LP3M UMRAH Prof. Henky Irawan, S.Pi, MP, M.Sc juga menyampaikan secara singkat bahwa masyarakat telah menyesuaikan diri dengan melakukan kombinasi saat Era New Normal dan Era Next Normal dengan memanfaatkan teknologi informasi dan internet. Di Era Next Normal suatu bentuk kebiasaan akan selalu berubah-ubah menyesuaikan kondisi pandemi serta perkembangan teknologi informasi sehingga kebiasaan yang baru hari ini kedepannya bisa berubah lagi. Era Next Normal berakhir jika status pandemi covid secara global sudah dicabut WHO, dimana pada saat itu virus Covid sudah seperti halnya flu biasa yang tidak berbahaya mematikan lagi, kontak langsung dapat dengan aman dilakukan dan bagian dari kebutuhan sebagai makhluk sosial, serta kontak secara online terus dilakukan untuk sektor tertentu karena lebih efisien.
Pada akhir sesi kegiatan ini, ditutup dengan arahan dari Dr. Tjetjep Yudiana, M.Kes tentang perkembangan Covid-19.
Tjetjep menyampaikan bahwa jumlah kasus positif sebanyak 79% berdasarkan kelompok umur banyak terjadi pada kelompok umur produktif di rentang umur 15-64 tahun. Rentang umur terbanyak yang terkonfirmasi Covid-19 adalah 25-34 tahun sebesar 26% yang diikuti oleh rentang umur 35-44 tahun sebesar 21% dan paling sedikit adalah rentang umur 0-4 tahun (2%). “Dapat disimpulkan bahwa kasus banyak didominasi oleh kelompok umur orang bekerja yaitu 24-54 tahun sebanyak 63%. Peningkatan jumlah kluster Kasus di Kepri antara lain dikarenakan masih kurangnya penerapan protokol kesehatan yang ketat, seiring dengan pertemuan tatap muka yang sudah mulai dilaksanakan tidak dibarengi dengan pemakaian masker yang disiplin. Terakhir, kegiatan mudik sangat berisiko khususnya bagi para lanjut usia di kampung halaman. Oleh karena itu, diterapkan larangan mudik dan pengaturan perjalanan pada masing-masing moda”. Tutup Tjetjep.