Sekilas Capaian Pembangunan Perindustrian Perdagangan Kepri 2016-2018

Sebagai sebuah Provinsi dengan luas wilayah daratan yang relatif kecil, Provinsi Kepulauan Riau memiliki keterbatasan daya dukung lingkungan sehingga strategi pembangunan harus meminimalisir peranan sektor-sektor yang dapat mengekploitasi ketersediaan daya dukung lingkungan seperti pertambangan dan pertanian dalam skala besar yang bersifat ekploitatif. Sebaliknya, arah pembangunan harus difokuskan pada sektor-sektor yang ramah dan non-eksploitatif terhadap lingkungan seperti sektor industri khususnya industri ramah lingkungan serta sektor perdagangan barang dan jasa.

Berdasarkan hal tersebut di atas Pemprov Kepri pada tahun 2016-2018 sangat mendorong pengembangan sektor industri kecil di Kepulauan Riau melalui pemberian bantuan peralatan dan pelatihan keterampilan pengolahan produk-produk industri kecil. Pemberian bantuan ini bukan saja sebagai bentuk keseriusan Pemprov dalam mengembangkan kapasitas industri kecil melainkan juga sebagai upaya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat berpenghasilan rendah dan mengurangi angka pengangguran dan kemiskinan di daerah. Selain itu, industri kecil memiliki beberapa kelebihan antara lain terbukti sangat resisten terhadap perubahan kondisi perekonomian dan sangat fleksibel terhadap berbagai bentuk fluktuasi jangka pendek sehingga sangat mudah beradaptasi dengan situasi perekonomian yang ada.

Untuk mempromosikan hasil produk industri kecil maka sejak tahun 2016 sampai tahun 2018 Pemprov Kepri secara konsisten mengikuti pameran atau gelar produk-produk industri kecil yang diselenggarakan di beberapa daerah di Indonesia. Beberapa pameran yang pernah diikuti antara lain Pameran Investrade di Surabaya tahun 2017, Gelar Produk Unggulan di Yogyakarta tahun 2017, Pameran Batik di Jogjakarta tahun 2018, Pameran Kreanusa di Jakarta tahun 2018, Pameran Produk IKM Kota Batam tahun 2018 dan Pekan Raya Jakarta tahun 2018. Dengan mengikuti pameran maupun gelar produk di beberapa daerah maka diharapkan produk-produk industri kecil Kepulauan Riau mulai dikenal oleh masyarakat Indonesia dan para trader nusantara maupun mancanegara sehingga meningkatkan volume penjualan maupun perdagangan daerah.

Capaian pembangunan di bidang Perindustrian dapat dilihat dari jumlah industri kecil dan menengah yang terus tumbuh dari 1.632 unit pada tahun 2015 menjadi 2000 unit pada tahun 2017. Demikian juga dengan jumlah industri berbahan baku lokal yang meningkat dari 1.251 unit pada tahun 2015 menjadi 1.750 unit pada tahun 2017. Adapun jumlah tenaga kerja di sektor industri tanpa migas meningkat dari 125.575 orang pada tahun 2015 menjadi 137.396 orang pada tahun 2017. Sedangkan jumlah Sentra Industri dilengkapi Infrastruktur penunjang meningkat dari 2 sentra pada tahun 2015 menjadi 6 sentra pada tahun 2017.

Dalam mengembangkan usaha perdagangan masyarakat yang kuat dan mandiri maka Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau juga memberikan perhatian pada upaya pengembangan perdagangan nonformal pada level skala mikro yaitu pemberdayaan dan pengembangan perdagangan pasar tradisional yang jumlahnya cukup besar di Provinsi Kepulauan Riau. Salah satu upaya yang dilakukan antara lain dengan melakukan revitalisasi dan merencanakan pembangunan pasar-pasar tradisonal atau pasar tani yang modern dan representatif. Dalam hal ini, Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau berpendapat bahwa penguatan sektor perdagangan kecil dapat meningkatkan perdagangan daerah yang lebih stabil dan tidak begitu tergantung dengan keadaaan dan kondisi ekonomi global. Pengalaman membuktikan bahwa ketika terjadi krisi moneter tahun 1998, sektor perdagangan nonformal merupakan sektor yang resisten terhadap dampak krisis sehingga mampu bertahan dan menyelamatkan perekonomian Indonesia.

Dari aspek Perdagangan, capaian pembangunan ditunjukkan dengan meningkatnya nilai ekspor produk-produk berbahan baku lokal asal Kepri dari US$ 1.112,40 juta pada tahun 2015 menjadi US$ 2.915,73 juta pada tahun 2017. Selain itu, Fluktuasi Harga Bahan Pokok relatif stabil yaitu dari 7,2% pada tahun 2015 menjadi 7,5% pada tahun 2017. Demikian juga persentase pemenuhan rasio pasar terhadap jumlah penduduk meningkat dari 80% pada tahun 2015 menjadi 83% pada tahun 2017.

Selain pengembangan industri kecil dan perdagangan skala mikro, Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau juga melakukan langkah pengawasan barang beredar yang tidak sesuai SNI dimana persentase penurunan barang beredar tidak sesuai SNI semakin membaik yaitu dari 40% pada tahun 2015 menjadi 37% pada tahun 2017. Penurunan persentase ini cukup penting karena akan meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap kualitas produk-produk dalam negeri dan menjadi jaminan terhadap keselamatan para konsumen terhadap produk atau barang-barang yang mereka gunakan.

Selain melakukan pengawasan barang beredar, Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau juga melakukan operasi pasar murah untuk menstabilkan harga-harga barang kebutuhan pokok dan sekaligus sebagai langkah mengendalikan inflasi. Operasi pasar murah ini rutin dilakukan menjelang perayaan hari-hari besar seperti lebaran, natal dan tahun baru setiap tahunnya. Hasil pelaksanaan operasi pasar ini setidaknya dapat diukur dengan relatif stabilnya fluktuasi Harga Bahan Pokok selama periode 2015-2017 yaitu dari 7,2% pada tahun 2015 menjadi 7,5% pada tahun 2017. Untuk memastikan harga-harga pasar berada dalam kondisi stabil maka Gubernur Kepulauan Riau sering melakukan sidak dan kunjungan lapangan ke pasar-pasar tradisional di seluruh Kabupaten/Kota se-Provinsi Kepulauan Riau bersama para jajarannya. Melalui kunjungan lapangan ini Gubernur dapat berinteraksi langsung dan berdialog dengan para konsumen dan pedagang.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *